Dulu sewaktu menjenguk saudara saya di rumah sakit dan harus nginep di sana karena beliau sedang dalam keadaan kritis di ruang ICU, alasannya biar ada saudara yang nungguin. Selama seminggu saya bergantian dengan saudara yang lain nginep di rumah sakit itu dan nungguin di depan ruang ICU. Seringkali saya menyaksikan para penunggu pasien yang lain menunggu di luar ruangan dengan begitu cemasnya, begitu pula saya dan saudara saya yang lain. Ada yang nggelar tikar sambil sesekali sledap-sledup ngudud dan srupat-sruput minum kopi, ada juga yang duduk merenung. Namun yang jelas semua jadi kuat melek.
Ibu-ibu yang tadinya ngantukan, jam sepuluh malem sudah mlungker selimutan, tiba-tiba menjadi bisa kuat melekan. Semalam tidur dua jam sudah cukup manakala menunggu anak kesayangannya dirawat di ruang batas hidup dan mati itu. Kang Sawiroto yang biasanya sebelum Dunia Dalam Berita sudah ngowoh, tiba-tiba jadi tukang melek selama berhari-hari karena menunggu isterinya yang kritis setelah cesar.
Itulah kekuatan asli manusia. Dalam keadaan normal, kekuatan manusia terasa terbatas. Orang sekuat apa pun bisa kalah oleh capek dan letih. Kalo sudah kelelahan, oknum segothot apa pun akan nglumpruk lemes karena dikalahkan oleh lelah.
Namun sebenarnya masih ada yang bisa mengalahkan rasa lelah. Apa itu? Lelah, letih ataupun capek, bisa dikalahkan oleh MABOK. Kang Paidul yang badannya gering dan tampak ringkih itu, kalo sudah nenggak ciu limolas sloki, tiba-tiba bisa ngibing semalam suntuk tanpa capek. Demikian juga konco-konconya yang mblangsak gak karuan itu. Kalo sudah nenggak wiski sebotol plus pil koplo, mau diajak jogedan ala kipas angin yang gedak-gedek kiri-kanan itu ya oke saja... Gak ada capeknya.
Tapi mabok masih ada yang mengalahkan. Yang bisa mengalahkan mabok adalah KANTUK. Kalo kantuk sudah datang, semabok apa pun seseorang pasti klipuk juga. Ngorok senggrak-senggrok kayak suara gergaji sedang melakukan aksi illegal loging. Sesekali diselingi batuk karena tersedak iler.
Nah... rasa kantuk itu masih ada yang bisa mengalahkan, yakni RISAU. Macem penunggu pasien di emperan ICU rumah sakit itu. Risau karena menunggu dan mencemaskan sesuatu yang menyebabkan kantuk pun dianggap angin, Melek semalaman no problem. Ada kekuatan ekstra yang muncul dengan tiba-tiba beradabtasi dengannya.
Dengan ini pula maka kita bisa paham, mengapa Nabi Muhammad SAW bisa sholat semalaman suntuk sampai kakinya bengkak. Dakwah tanpa lelah sampai babak belur dan tetap bertenaga terus. Juga riwayat orang-orang yang kuat ngibadah sampai sedemikian hebatnya. Mereka bisa begitu karena menyertakan risau pada amalannya.
Sayangnya kekuatan risau ini lebih banyak diletakkan pada sesuatu yang sebenarnya tak perlu dirisaukan. Orang lebih banyak risau tentang bagaimana mencari sesuap nasi. Satu hal yang sudah dijamin pasti adanya selama hayat masih dikandung badan. Tapi tak pernah risau bagaimana nasibnya nanti di akhirat. Apakah selamat ataukah celaka...?
Sebagian merasa tenang karena salah dalam memahami Maha Pengampunnya Allah SWT. Setiap kali habis mblangsak, mabok, zina, korupsi dan maksiat, yang tertanam dalam dirinya adalah keyakinan bahwa semuanya nanti pasti masuk surga, karena Tuhan Maha Kasih Sayang, gak mungkin menyiksa hamba-Nya. Mungkin orang ini belum pernah dibacok anaknya sama garong, belum pernah diperkosa istrinya sama bromocorah dan belum pernah disunduki dan disetrumi kemaluannya sama iterogator yang memaksanya mengakui perbuatan yang gak pernah dilakukan.
Mulai sekarang, sertakan risau dalam semua urusan kita, agar kekuatan ekstra yang tak kenal lelah membantu kita mengerjakan amalan-amalan kita.....
0 komentar:
Posting Komentar